Rabu, 12 Oktober 2011

KUALITAS PRODUK


                                                       KUALITAS PRODUK
            Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan pasar yang bersangkutan.
            Lee (1998) juga menambahkan bahwa kualitas produk yang dirasakan tidak hanya mempengaruhi kepuasan konsumen, tetapi juga menempatkan pengaruh secara langsung loyalitas konsumen. Brucks, Zeithaml, dan Naylor (2000), juga meneliti bahwa kualitas produk yang dirasakan memegang peranan sangat penting dalam mempengaruhi pilihan pembelian.
            Namun disamping itu Bei dan Chiao (2001) juga berpendapat tentang produk sebagai berikut:
 “Terdapat persoalan kritis dalam pembagian produk, yaitu menjadi kategori murni secara fisik (tangible) dan secara tidak nyata (intangible). Produk utuh yang disedikan kebanyakan industri terdiri dari bagian nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible), hanya saja dalam proporsi yang berbeda”.
Menurut Kottler dan Amstrong ( 2001 ) kualitas adalah karakteristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat laten. Sedangkan menurut Garvin dan A. Dale Timpe (1990) kualitas adalah keunggulan yang dimiliki oleh produk tersebut. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Kualitas produk dibentuk oleh beberapa indikator antara lain kemudahan penggunaan, daya tahan, kejelasan fungsi, keragaman ukuran produk, dan lain-lain.
Zeithalm (1988) dalam (Nugroho Setiadi 2002) Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk.
Kualitas mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis lainnya. Sering kali dibenak konsumen sudah terpatri bahwa produk perusahaan tertentu jauh lebih berkualitas daripada produk pesaing dan konsumen akan membeli produk yang mereka yakini lebih berkualitas. Meskipun konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas produk, tetapi setidaknya konsumen akan memilih produk yang dapat memuaskan kebutuhannya.
Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
Kualitas berarti apa saja tergantung dari pelanggan yang merasakan langsung. Namun, pcrusahaan perlu mengukur suatu kualitas agar dapat mcngctahui keinginan konsumennya sebagai pembeda dari perusahaan lain (Harper. Boyd. Jr.- 2002:246). Jadi intisari kualitas sebenarnya adalah mencakup hal mencapai atau memenuhi harapan pelanggan. berlaku untuk produk, jasa, orang, proses, Dan lingkungan atau suatu keadaan yang selalu berubah (Goetsch. Stanley B. Davis. 002:3 ).
Kualitas produk merupakan upaya konsumen mengevaluasi secara menyeluruh terhadap kehandalan dan superioritas performance produk atau jasa tenentu (Keni. 2000:45) kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan (Juran, 1993:32), kondisi fisik sifat dan kegunaan suatu barang yang dapat memberikan kepuasan konsumen secara fisik maupun psikologis sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan (Suyadi Prawito Sentono, 200 1:11), refleksi dari fungsi dan ketepatan pada waktu penggunaan dari suatu produk itu sendiri (Jeannet and Hennessey. 1998:351). Delapan dimensi karakteristik kualitas produk antara lain: Performance, features, reliability, conformance, durability, service ability, aesthetics, perceived quality, image (Garvin, 2001: 17).
Produk berkualitas baik tidak harus unggul dalam semua dimensi tersebut, yang terpenting adalah menetapkan keunggulan dimensi kualitas yang sesuai dengan penilaian, harapan, keinginan calon pembeli (Petrus Maharsi, 1994:84). Maka, produk dapat dikatakan berkualitas jika mampu memenuhi kebutuhan, memberikan kegunaan meskipun hanya pada kondisi tertentu.
Produk menjadi instrumen vital untuk mencapai kesuksesan dan kemakmuran pada perusahaan modern. Perkembangan teknologi, peningkatan persaingan global, serta dinamika kebutuhan dan keinginan pasar, mengharuskan perusahaan melakukan pengembangan produk terus menerus. Hanya ada dua pilihan yaitu sukses dalam pengembangan produk sehingga menghasilkan produk unggul, atau gagal dalam pencapaian tujuan bisnisnya karena produk yang tidak mampu bersaing dipasar (Cooper dan Kleinschmidt, 2000).
Cronin dan Taylor (1992) dalam F. Selnes (1993) menyatakan bahwa kriteria kinerja memberikan ukuran yang lebih baik untuk model teoritis daripada menggunakan ukuran harapan, pengalaman dan pengetahuan mengenai kelas produk atau jasa kemungkinan akan menjadi penentu yang penting mengenai bagaimana pelanggan menilai kinerja produk atau jasa. Pada akhirnya, atribut-atribut penting yang dinilai konsumen tersebut juga akan mempengaruhi sikap puas atau ketidakpuasan terhadap produk atau jasa.
Penelitian terdahulu (Calantone dan Cooper, 1981; Cooper, 1992 dan Crawford, 1987) menyarankan bahwa atribut produk seperti: kualitas produk, reliabilitas, terbaru dan keunikan, memberikan gambaran yang lebih nyata dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan ”perbedaan-perbedaan antara alternatif-alternatif pada atribut-atribut yang penting memberikan keunggulan yang jelas”
(Day dan Wensley, 1988 dalam T.Li dan RJ. Calantone, 1998) Mital et al (1998) mengemukakan bahwa kinerja yang negatif pada produk atribut mempunyai efek negatif pada kepuasan keseluruhan dan kerja yang positif mempunyai pengaruh positif pada atribut yang sama dan kepuasan keseluruhan menunjukkan pengurangan sensitivitas pada tingkat kinerja atribut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar